Berpengalaman dalam membesarkan 2 anaknya, Ibu Mulan sangat memahami tantangan yang dihadapi
orang tua dan pendamping dari anak dengan kebutuhan khusus. Rentang pengalamannya sangatlah
panjang dalam mencoba berbagai pendekatan.Ia bahkan bepergian ke berbagai manca negara demi
mengetahui cara terbaik untuk merawat dan membesarkan buah hatinya.
Pengalamannya menunjukkan bahwa ABA adalah terapi yang terbaik dan efektif untuk buah
hatinya. Akan tetapi mencari klinik yang menerapkan ABA di Indonesia merupakan sebuah
tantangan tersendiri. Oleh sebab itu, ia kemudian terpanggil untuk mendirikan Jakarta
Behavior Center (JBC) dengan harapan JBC mampu menjawab dan membantu orang tua di Indonesia
yang menghadapi masalah yang sama
seperti dirinya.
Ibu Mulan meraih gelar dalam International Education Development dari Teachers college,
Columbia University,
New York.
Berpengalaman dalam membesarkan 2 anaknya, Ibu Mulan sangat memahami tantangan yang dihadapi
orang tua dan pendamping dari anak dengan kebutuhan khusus. Rentang pengalamannya sangatlah
panjang dalam mencoba berbagai pendekatan.Ia bahkan bepergian ke berbagai manca negara demi
mengetahui cara terbaik untuk merawat dan membesarkan buah hatinya.
Pengalamannya menunjukkan bahwa ABA adalah terapi yang terbaik dan efektif untuk buah
hatinya. Akan tetapi mencari klinik yang menerapkan ABA di Indonesia merupakan sebuah
tantangan tersendiri. Oleh sebab itu, ia kemudian terpanggil untuk mendirikan Jakarta
Behavior Center (JBC) dengan harapan JBC mampu menjawab dan membantu orang tua di Indonesia
yang menghadapi masalah yang sama
seperti dirinya.
Ibu Mulan meraih gelar dalam International Education Development dari Teachers college,
Columbia University, New York.
Ibu Felicia adalah seorang aktivis pendidikan inklusif yang sudah berpengalaman di dunia pendidikan sejak tahun 2011. Sebelum bergabung dengan JBC, Ibu Felicia mengajar dan menjadi pemimpin di Yayasan dan Sekolah Domba Kecil, KB dan TK inklusif di Jakarta Barat, serta menjadi guru SD di Papua. Dalam dua pengaturan ini, dia melayani anak-anak dengan berbagai kebutuhan: mulai dari perkembangan normal, berbakat, sindrom Down, disleksia, ASD, dan bentuk keterlambatan perkembangan lainnya. Melalui JBC, Ibu Felicia berharap dapat mendukung anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk menjadi anggota masyarakat global yang berkontribusi. Ibu Felicia meraih gelar magister dalam bidang Mind, Brain, and Education dari Harvard University, Cambridge, MA; serta Early Childhood Special Education dari Vanderbilt University.
Sebelum bergabung dengan JBC, Titik bekerja sebagai guru pendamping untuk anak berkebutuhan
khusus di Sekolah Global Mandiri dan Rumah Belajar Tata, selain itu juga berpengalaman
sebagai Support Assistant di Australia Independent School (AIS) Jakarta.
Titik meraih gelar sarjana Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta.
Nitya memiliki pengalaman menangani anak berkebutuhan khusus lebih dari 6 tahun.
Sebelum bergabung dengan JBC, Nitya bekerja sebagai guru untuk anak berkebutuhan khusus di
Step by Step Center di Doha-Qatar, selain itu juga berpengalaman sebagai asisten guru untuk
anak berkebutuhan khusus di Sekolah Academic College Group (ACG) Jakarta.
Nitya meraih 2 (dua) gelar dalam psikologi di University of Queensland, Australia dan
Universitas Indonesia.
Berpengalaman dalam membesarkan 2 anaknya, Ibu Mulan sangat memahami tantangan yang dihadapi
orang tua dan pendamping dari anak dengan kebutuhan khusus. Rentang pengalamannya sangatlah
panjang dalam mencoba berbagai pendekatan.Ia bahkan bepergian ke berbagai manca negara demi
mengetahui cara terbaik untuk merawat dan membesarkan buah hatinya.
Pengalamannya menunjukkan bahwa ABA adalah terapi yang terbaik dan efektif untuk buah hatinya.
Akan tetapi mencari klinik yang menerapkan ABA di Indonesia merupakan sebuah tantangan
tersendiri. Oleh sebab itu, ia kemudian terpanggil untuk mendirikan Jakarta Behavior Center
(JBC) dengan harapan JBC mampu menjawab dan membantu orang tua di Indonesia yang menghadapi
masalah yang sama
seperti dirinya.
Ibu Mulan meraih gelar dalam International Education Development dari Teachers college, Columbia
University, New York.
Berpengalaman dalam membesarkan 2 anaknya, Ibu Mulan sangat memahami tantangan yang dihadapi
orang tua dan pendamping dari anak dengan kebutuhan khusus. Rentang pengalamannya sangatlah
panjang dalam mencoba berbagai pendekatan.Ia bahkan bepergian ke berbagai manca negara demi
mengetahui cara terbaik untuk merawat dan membesarkan buah hatinya.
Pengalamannya menunjukkan bahwa ABA adalah terapi yang terbaik dan efektif untuk buah hatinya.
Akan tetapi mencari klinik yang menerapkan ABA di Indonesia merupakan sebuah tantangan
tersendiri. Oleh sebab itu, ia kemudian terpanggil untuk mendirikan Jakarta Behavior Center
(JBC) dengan harapan JBC mampu menjawab dan membantu orang tua di Indonesia yang menghadapi
masalah yang sama
seperti dirinya.
Ibu Mulan meraih gelar dalam International Education Development dari Teachers college, Columbia
University, New York.
Ibu Felicia adalah seorang aktivis pendidikan inklusif yang sudah berpengalaman di dunia pendidikan sejak tahun 2011. Sebelum bergabung dengan JBC, Ibu Felicia mengajar dan menjadi pemimpin di Yayasan dan Sekolah Domba Kecil, KB dan TK inklusif di Jakarta Barat, serta menjadi guru SD di Papua. Dalam dua pengaturan ini, dia melayani anak-anak dengan berbagai kebutuhan: mulai dari perkembangan normal, berbakat, sindrom Down, disleksia, ASD, dan bentuk keterlambatan perkembangan lainnya. Melalui JBC, Ibu Felicia berharap dapat mendukung anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk menjadi anggota masyarakat global yang berkontribusi. Ibu Felicia meraih gelar magister dalam bidang Mind, Brain, and Education dari Harvard University, Cambridge, MA; serta Early Childhood Special Education dari Vanderbilt University.
Sebelum bergabung dengan JBC, Ibu Titik bekerja sebagai guru pendamping untuk anak dengan
kebutuhan khusus di Sekolah Global Mandiri dan Rumah Belajar Tata; selain juga juga
berpengalaman sebagai Support Assistant di Australia Independent School
di Jakarta.
Ibu Titik meraih gelar sarjana Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta.
Ibu Nitya memiliki pengalaman menangani anak berkebutuhan khusus lebih dari 6 tahun.
Sebelum bergabung dengan JBC, Ibu Nitya bekerja sebagai guru untuk anak berkebutuhan khusus di
Step by Step Center di Doha-Qatar dan asisten guru untuk anak berkebutuhan khusus di Sekolah
Academic College Group (ACG) Jakarta.
Ibu Nitya, meraih 2 (dua) gelar dalam psikologi di University of Queensland, Australia dan
Universitas Indonesia.
Eirene aktif bekerja sebagai praktisi psikologi klinis serta bekerja dengan anak dan keluarga
dalam setting klinis. Ia mendapatkan kegembiraan dalam membantu anak-anak untuk berkembang dan
mencapai potensi terbaik dari anak.
Ia memiliki latar belakang pendidikan Magister Psikologi Klinis dari Universitas Tarumanagara.
Sebelum bergabung di JBC, Andrea bekerja di industri ethical dan sustainable fashion di bidang
customer happiness management. Selain itu, ketertarikan Andrea untuk membantu kelompok marginal
mendorong dia untuk bekerja sebagai guru relawan untuk anak-anak pengungsi di HELP for Refugee
Center.
Andrea meraih gelar sarjana Psikologi dari The University of Melbourne.
Eirene aktif bekerja sebagai praktisi psikologi klinis serta bekerja dengan anak dan keluarga
dalam setting klinis. Ia mendapatkan kegembiraan dalam membantu anak-anak untuk berkembang dan
mencapai potensi terbaik dari anak.
Ia memiliki latar belakang pendidikan Magister Psikologi Klinis dari Universitas Tarumanagara.
Sebelum bergabung di JBC, Andrea bekerja di industri ethical dan sustainable fashion di bidang
customer happiness management. Selain itu, ketertarikan Andrea untuk membantu kelompok marginal
mendorong dia untuk bekerja sebagai guru relawan untuk anak-anak pengungsi di HELP for Refugee
Center.
Andrea meraih gelar sarjana Psikologi dari The University of Melbourne.
Amira memiliki pengalaman bekerja dengan anak berkebutuhan khusus dalam setting komunitas dan
sekolah inklusi. Sebelum bergabung dengan JBC, Amira memiliki pengalaman bekerja di biro
psikologi dan praktik kerja pada sekolah inklusi di Yogyakarta.
Amira memperoleh gelar Sarjana Psikologi dari Universitas Diponegoro, dan saat ini sedang berada
pada tingkat akhir studi Magister Psikologi Profesi Bidang Pendidikan di Universitas Gadjah
Mada.
Amira memiliki pengalaman bekerja dengan anak berkebutuhan khusus dalam setting komunitas dan
sekolah inklusi. Sebelum bergabung dengan JBC, Amira memiliki pengalaman bekerja di biro
psikologi dan praktik kerja pada sekolah inklusi di Yogyakarta.
Amira memperoleh gelar Sarjana Psikologi dari Universitas Diponegoro, dan saat ini sedang berada
pada tingkat akhir studi Magister Psikologi Profesi Bidang Pendidikan di Universitas Gadjah
Mada.